Kau tahu, pohon-pohon telah jadi batu, masa lalu pun tersapu hujan-gaduh itu. Kepada siapa aku harus menabalkan janji? Selain pada kenangan – mungkin selembar catatan bersamamu. Tapi hujan-rusuh dan angin-hingar, enggan mendengar rayuan. Yang kukatakan cuma gumam. Maka, dekatkan saja hatimu.

alangkah takut aku pada rinduia seperti ular dalam semak hatikumematuk di belakang punggungmu

tentang cemburubukanlah warna unguseperti yang rasanyakita kenal dulu

laut pasang laut surutbagai hati yang terpaut

yang kunamakan sajakhanyalah gelisah yang sederhanakata yang bersahaja

kemarau ini alangkah terlalumembiarkan hatinya kerontang layuterombang-ambing di dahan waktu

tentang janjisimpanlah sebagai janjimenanti ditepati

seperti sebuah kesedihanatau cemburu yang berlebihan

kampungku Sukasari padat penghunitak pernah sepi, tak pernah mati

birubiruhanya biruhanya ada biruseperti hati ibu